Siapa sih yang tidak mengenal sosok Doraemon? Kucing robot yang datang dari abad ke-22 ini sudah menjadi ikon tersendiri di dunia animasi. Tidak sah rasanya melewati minggu pagi tanpa menyaksikan serial animasinya. Karena itu, Stand by Me Doraemon memiliki daya tarik tersendiri yaitu menjadi sarana untuk bernostalgia kembali bersama robot kucing biru ini.
Stand by Me mengadaptasi cerita dari tujuh volume awal komik Doraemon. Mulai dari pertemuan Nobita dengan Doraemon, sampai ke perpisahan antara keduanya. Ketujuh volume tersebut disatukan, dan kemudian diberi sedikit ubahan. Hal ini menimbulkan sedikit kekecewaan dari beberapa pembaca komik Doraemon yang mengharapkan suatu kejutan. Tapi bagi pembaca komik seadanya seperti saya yang belum membaca volume-volume tersebut, tidak perlu khawatir (obviously).
Saya ingat dulu saat pertama kali melihat trailernya. Betapa waktu itu saya ragu akan teknik animasi yang digunakan oleh film ini. Terbiasa dengan teknik 2 dimensi, penggunaan CGI 3D saya takutkan akan menjadi hal yang “aneh” dan tidak biasa, dalam artian negatif. Namun keraguan saya akhirnya tidak terbukti, karena toh saya malah menikmatinya dari awal sampai akhir. Penggambaran ekspresi karakter yang terasa hidup dan tidak kaku, dan juga latar tempat yang penuh warna benar-benar memanjakan mata.
Hal lain yang saya apresiasi adalah scoring music garapan Naoki Sato. Walaupun cerita yang disajikan cukup sederhana, musik yang mengiringi berhasil membantu untuk menyentuh hati dan meninggalkan kesan. Terutama adegan tangisan Doraemon di lapangan dan adegan Nobita versus Giant yang menjadi dua adegan favorit saya.
Namun, ada sedikit kekecewaan saat mengetahui bahwa ternyata efek suara ikonik saat Doraemon mengeluarkan alat tidak dimasukkan di film ini. Padahal, efek suara tersebut bisa membangkitkan memori menyenangkan para penonton yang ingin bernostalgia.
Bagian penutup juga menjadi hal lain yang disayangkan. Alih-alih menjadi bagian yang berkesan, bagian penutup terasa seperti bagian yang tidak terasa sesuai. Bayangkan, setelah rentetan adegan yang menyentuh hati, tiba-tiba kita disuguhkan dengan adegan kembalinya Doraemon setelah selang waktu yang tak terlalu lama. Happy ending ? Nah, it's just lame.
Walaupun dengan beberapa kekurangan, Stand by Me tetap bisa direkomendasikan untuk ditonton baik bagi para penggemar fanatik Doraemon, maupun bagi yang hanya sekedar mengikuti. Emosi yang hinggap bergantian menjadi pengiring yang manis disepanjang film, walaupun sayangnya menurun diakhir.
7.5/10
0 komentar:
Posting Komentar